Monday, November 18, 2013

JiFFest 2013 Dibuka Dengan Film Indonesia Pilihan

http://www.muvila.com/read/jiffest-2013-dibuka-3-film-indonesia-terpilih

JiFFest 2013 pada hari pertama menampilkan film Indonesia pilihan yang belum tayang di bioskop nasional.

Jakarta International Film Festival (JiFFest) 2013 resmi dimulai. Tepat pada Jumat, 15 November di auditorium Galeri Indonesia Kaya, Grand Indonesia West Mall, JiFFest 2013 dimulai dengan program Pop-Up Festival, yang memutarkan film-film Indonesia terpilih yang belum tayang di bioskop umum.

Film pertama yang diputar di JiFFest 2013 adalah dokumenter berjudul Elesan deq a Tutuq. Film karya Syaiful Anwar bersama komunitas film Forum Lenteng ini menggambarkan budaya masyarakat Sasak di pulau Lombok, NTB, yang harus terus bertahan dari berbagai pengaruh dari luar yang berkembang di tanah mereka. Film yang mulai diputar pukul 4 sore ini ditonton oleh sekitar 30 penonton.

Film dokumenter Mangga Golek Matang di Pohon (The Mangoes) menjadi film kedua yang diputar di hari pertama JiFFest 2013. Berkisah tentang seorang transgender yang kembali pulang ke kampung halamannya untuk pertama kali sejak bertahun-tahun lalu diusir oleh keluarganya, film karya Tonny Trimarsanto ini sukses menjadi tontonan informatif sekaligus menghibur sekitar 50 orang penonton.

Pemutaran film terakhir, Toilet Blues, menjadi puncak keramaian pada hari pertama JiFFest 2013. Auditorium Galeri Indonesia Kaya yang dapat memuat sampai dengan 150 orang tersebut terisi penuh. Sampai-sampai beberapa pengunjung terpaksa batal menyaksikan film ini karena tidak mendapat tiket. Tak hanya itu, pemain dan kru dari film yang berkisah tentang perjalanan batin sepasang muda-mudi ini pun turut hadir dalam pemutaran perdananya di Indonesia ini.

Seusai pemutaran film Toilet Blues, sutradara Dirmawan Hatta bersama dua pemain utamanya, Tim Matindas dan Shirley Anggraini, membuka sesi tanya jawab yang dipandu Festival Director JiFFest 2013, Shanty Harmayn. Meski filmnya disambut tepuk tangan yang riuh, sutradara Dirmawan Hatta mendapatkan beberapa pertanyaan menarik tentang film Toilet Blues, khususnya tentang simbol-simbol yang dipakainya dalam film tersebut.

Dirmawan, yang sebelumnya pernah merilis film Optatissimus di bioskop-bioskop pada Mei silam, menjelaskan bahwa siapa pun sah-sah saja menginterpretasikan Toilet Blues secara berbeda.

“Mungkin tentang agama, mungkin hanya jajaran gambar indah, semuanya saya rasa benar-benar saja,” tutur Dirmawan, ketika salah seorang penonton bertanya tentang apakah film Toilet Blues sebenarnya.

Dirmawan pun menceritakan beberapa hal yang mendorongnya untuk membuat film yang dibuatnya sebelum Optatissimus ini. Salah satunya adalah syair karya penyair idolanya, W.S. Rendra, yaitu “Nyanyian Angsa”, yang mengisahkan seorang wanita tuna susila yang mendapatkan penolakan di mana-mana ketika butuh pertolongan.

“Saya marah sama orang-orang yang mengatasnamakan agama...Ketika semakin banyak orang mengatasnamakan dan bersikukuh terhadap gagasan tentang kesucian, tentang kesalehan, semakin gampang ia menyakiti orang lain,” jelas Dirmawan tentang titik awal dirinya membuat film panjang perdananya ini, yang disambut dengan tepukan tangan audiens.

Program Pop-Up Festival JiFFest 2013 masih akan berlanjut pada 16 dan 17 November, yang akan menampilkan film-film karya anak bangsa lainnya. Film-film yang akan diputar antara lain kompilasi film fiksi pendek dalam segmen Cinema Shorts: Breakthrough, kompilasi dokumenter pendek dalam segmen Cinema Shorts: Doc is Doc, dan film panjang peraih penghargaan internasional, Vakansi yang Janggal dan Penyakit Lainnya karya Yosep Anggi Noen. Dalam ketiga pemutaran ini juga rencananya akan dihadiri para pembuat film-film bersangkutan.

Bersamaan dengan itu pula, pada 16 dan 17 November akan diadakan program Bong Joon Ho Retrospective, yang memutarkan film-film karya sutradara Korea, Bong Joon-ho. Program ini dilaksanakan di bioskop Blitzmegaplex Grand Indonesia.

JiFFest 2013 masih akan berlanjut dengan pemutaran film-film terkemuka dalam program World Cinema pada 23 November di bioskop Epicentrum XXI, dan pemutaran terbuka Open Air Cinema pada 29 dan 30 November di lapangan Monas.

Sumber : www.muvila.com

No comments:

Post a Comment