Monday, September 9, 2013
Film Azrax Suguhi Aksi Jagoan Aa Gatot Brajamusti
Film Indonesia bergenre action hadir lewat Azrax Melawan Sindikat Perdagangan Wanita yang dibintangi Aa Gatot Brajamusti.
Ada poster film Indonesia yang membuat heboh jagat Twitter kurang lebih pada dua bulan lalu. Pangkal kehebohan itu bukan cuma karena judul filmnya yang berbunyi Azrax Melawan Sindikat Perdagangan Wanita, tapi juga sosok sang pemeran utamanya. Ya, Gatot Brajamusti, atau yang kerap disapa Aa Gatot, memang yang menjadi si Azrax, tokoh jagoan dalam kisah film arahan sutradara Dedi Setiadi ini.
Seperti yang tercitrakan dari gambar posternya plus mobil yang diliputi ledakan api sebagai latar belakangnya, Azrax memang punya ciri-ciri perawakan jagoan khas film-film action Hollywood periode 1980-an. Ada yang bilang mirip Steven Seagal. Tak sedikit pula para pecinta film yang menyebut sosok Azrax ingin menyerupai Chuck Norris.
Namun, Dedi Setiadi bilang punya tokoh fiksi jagoan populer lainnya yang dijadikan referensi untuk sosok Azrax. "Azrax itu nama orang. Ingin seperti Rambo versi Indonesia. Tapi film ini nggak ada unsur politisnya seperti Rambo. Film ini murni ingin angkat tema betapa berbahayanya sindikat perdagangan manusia," ujarnya ketika diwawacarai Okezone pada jelang akhir tahun 2011.
Isu perdagangan manusia, terutama kaum perempuan, memang diangkat tinggi-tinggi dalam cerita film ini. Ketika banyak warga perempuan di kampungnya yang menjadi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) setelah kena tipu rayu dari Perusahaan Jasa Tenaga Kerja Indonesia (PJTKI) ilegal, Azrax memutuskan untuk tidak tinggal diam.
Dia mulai beraksi. Apalagi, posisinya sebagai pemilik pesantren dan padepokan persilatan membuat para warga kampung, seperti Aisyah (Elma Theana), begitu mempercayainya ketimbang polisi untuk menyelesaikan masalah besar itu. Anak Aisyah memang berangkat jadi TKI ilegal akibat belitan problem ekonomi keluarga yang seret.
Di tengah sikapnya yang tenang, Azrax sendiri sebenarnya menyimpan kegeraman. Terlebih para TKI yang ditipu PJTKI ilegal ini ternyata dipaksa kerja menjadi wanita penghibur di luar negeri, seperti di Hong Kong. Tapi Azrax tidak beraksi seorang diri untuk menekuk sindikat perdagangan wanita tersebut.
Dalam perjalanannya, Azrax lalu bertemu dengan Budi (Yama Carlos) dan Ricky (Mario Irwinsyah). Budi dan Ricky rupanya tertimpa masalah yang sama. Keponakan Budi, Jamila (Tamara Tiasmara), dan pacar Ricky, Fanny (Nadine Chandrawinata), juga menjadi korban sindikat perdagangan wanita.
Alhasil, mereka bertiga beraksi tanpa bantuan aparat keamanan untuk menguak siapa di balik jaringan PJTKI ilegal ini. Perkelahian tangan kosong maupun dengan senjata tajam, tembak-menembak dengan senjata api, kekerasan fisik terhadap perempuan pun mewarnai film yang menargetkan masyarakat kelas bawah sebagai penontonnya ini.
"Target penonton film ini adalah memang menengah bawah. Makanya saya coba bikin cerita film tentang TKI dengan penuturan seperti ini. Saya riset wawancara ke para korban dan keluarganya. Kisahnya memang seperti itu. Bukan kisah fiktif atau novel. Saya riset sejak 4 tahun lalu," ungkap Dedi, yang sebelumnya menyutradarai True Love pada tahun 2011.
Isu hangat tentang problematika TKI ini juga dirasa pas oleh Aa Gatot sebagai sang produser film. Ditambah lagi, menurut Ketua Umum PARFI ini, banyak pula warga di sekitar tempat tinggalnya yang menjadi TKI dan kadang tertimpa masalah seperti yang ditampilkan dalam kisah film Azrax.
Berbekal muatan cerita tersebut, maka Aa Gatot berharap film Azrax Melawan Sindikat Perdagangan Wanita dapat membuat masyarakat awam jadi ngehterhadap isu TKI dan PJTKI ilegal. Dengan begitu, selanjutnya ia menaruh harapan pada filmnya supaya bisa ikut berkontribusi dalam menolong TKI yang terkena masalah.
Aa Gatot juga mengatakan bahwa film action pertama hasil produksi Gatot Brajamusti Film ini juga punya misi sosial. Apabila film ini sukses, katanya, maka sebanyak 50 persen akan masuk ke kas perusahaan. Sedangkan sisanya diberikan kepada umat yang membutuhkan, seperti fakir miskin, kaum dhuafa, dan lain-lain.
Namun untuk meraih sukses, film action Azrax Melawan Sindikat Perdagangan Wanita tentu juga harus bisa menarik minat para penonton bioskop yang kebanyakan datang dari kalangan menengah dan menengah atas. Apalagi, film ini juga harus bersaing dengan film action blockbuster Hollywood semacam Riddick yang juga baru mulai tayang pada hari ini.
Untuk itu, Aa Gatot punya satu harapan lagi. "Meski cerita di kampung mudah-mudahan filmnya tidak kampungan," ujarnya, tersenyum.
Sumber : www.muvila.com
Labels:
Aktor Indonesia,
Film Indonesia
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment