Friday, October 25, 2013
Film Noah Cerita Awal Dari Suatu Kebangkitan
Film Noah ceritakan perjuangan band terkenal Indonesia, Noah untuk kembali ke puncak kesuksesan dengan apa adanya.
Film Noah Awal Semula telah siap ditayangkan di bioskop-bioskop nasional mulai 14 November mendatang. Film ini akan mendokumentasikan kebangkitan karier Band Noah setelah sebelumnya mengalami fase terpuruk. Namun, sutradara Putrama Tuta meyakinkan bahwa film ini akan berbeda dari film-film sejenis yang sudah ada. Film ini akan menunjukkan band Noah dengan apa adanya.
Sebagaimana diketahui publik, band Noah yang digawangi Ariel, Uki, Lukman, Reza, dan David ini lahir dari berbagai situasi pelik. Band yang sebelumnya selama 13 tahun bernama Peterpan ini, harus mengalami perpecahan di antara personelnya, tuntutan hukum untuk tidak menggunakan nama Peterpan lagi, hingga terpidananya sang vokalis, Ariel atas kasus pornografi.
Berbagai kasus yang menerpa Band Noah tidak lantas membuat para penggemarnya kabut. Meski kini muncul dengan nama baru, Noah, sanggup melenggang mulus ke puncak kepopuleran yang nyaris tak berubah sejak mereka masih menggunakan nama yang lama. Ini terbukti dari besarnya penjualan album, ramainya konser-konser, hingga beberapa penghargaan yang diterimanya.
Kisah kebangkitan Noah dari keterpurukan menuju kesuksesan kembali inilah yang akan menjadi subjek utama film Noah Awal Semula, garapan sutradara dan produser Putrama Tuta, yang dipersembahkan oleh 700 Pictures, Berlian Entertainment, dan Musica Studio’s.
Proyek film Noah awalnya merupakan ide yang didiskusikan oleh produser eksekutif Dino Hamid bersama Putrama Tuta sekitar setahun yang lalu. Dino melihat bahwa kebangkitan Noah punya nilai cerita yang sangat menarik. Dino dan Tuta pun setuju untuk mengembangkan ide tersebut dalam bentuk film.
“Mereka istilahnya sudah pernah terpuruk, tapi bisa cepat kembali lagi ke atas. Nggak ada band lain yang bisa seperti itu,” ungkap Dino, ketika ditemui di kantor Berlian Entertainment, Jakarta Selatan, 23 Oktober lalu.
Persetujuan dari pihak Noah pun didapat ketika Tuta menampilkan film pendek tentang Noah berdurasi sepuluh menit. Sejak itu, tim film Noah mulai mengikuti kegiatan band Noah hampir selama satu tahun, diawali dengan launching album perdana Noah, “Seperti Seharusnya” yang dilakukan di 5 negara di 2 benua (Melbourne, Hong Kong, Kuala Lumpur, Singapura, dan Jakarta) dalam 24 jam September tahun lalu, sampai Juli tahun ini.
Tuta, yang sebelumnya menggarap film Catatan Harian Si Boy ini menyatakan bahwa film Noah tidak akan jadi film yang biasa, sebab Noah sendiri adalah subjek yang luar biasa. Tanpa perlu ditambah-tambahkan, kisah perjalanan Noah yang apa adanya saja sudah memuat drama, terutama berkaitan dengan kerja keras band ini dalam menghadapi berbagai persoalan.
“Saya tidak terpaku pada pesan moral. Saya cuma mau menunjukkan inilah Noah, mereka ini real, dan punya effort luar biasa,” ungkap Tuta tentang apa yang akan disampaikan dalam filmnya.
Baik Tuta maupun Dino sepakat mengagumi daya juang serta Noah untuk dapat meraih kesuksesan kembali, meskipun sempat mengalami berbagai permasalahan yang pelik.
“Mereka itu nggak pernah bubar. Biar dipisahkan (perpecahan personel), biar di penjara, tapi terus berkarya, dan masih ada terus sampai sekarang,” ungkap Dino.
“Saya yakin ada band, atau artis yang kerja kerasnya sama dengan Noah, tetapi saya belum temukan yang kerja kerasnya melebihi Noah,” tambah Tuta.
Reza Hidayat, associate producer film Noah juga menegaskan bahwa yang akan jadi daya tarik film Noah adalah band Noah sendiri. “Mereka itu kerja keras, perfeksionis...Mereka diberi second chance untuk jadi besar, dan terbukti bisa,” ungkap Reza.
Tuta, Dino, dan Reza menjanjikan bahwa film Noah akan mengemas keseluruhan perjuangan band Noah dengan berbeda dan tetap menghibur serta menyasyikkan. “Lewat film ini diharapkan penonton dapat belajar sesuatu, tapi dengan cara yang rock ‘n’ roll,” ujar Dino.
Mengenai bentuk filmnya, Tuta menjelaskan bahwa film Noah justru hanya akan menampilkan performance band Noah dalam porsi sekitar 10 persen dari keseluruhan film. “Kalau mau lihat Noah manggung lebih baik lihat mereka langsung atau di Youtube juga bisa. Film ini lebih ke cerita mereka, menghadapi berbagai trouble,” Tuta.
Sebelum tayang secara luas, film Noah Awal Semula akan mengadakan premiere pada 11 November. Dino menyatakan bahwa premiere ini akan berbeda dari biasanya, karena akan dilengkapi dengan acara yang diramaikan dengan penampilan dari Noah, serta akan ditayangkan langsung di televisi nasional.
Jelas pihak pembuat film berharap filmnya akan diterima dengan baik oleh masyarakat dan laris dintonton, apalagi mengingat begitu banyaknya jumlah penggemar Noah di seluruh Indonesia. Namun, Tuta juga bervisi bahwa efek lain dari film Noah adalah dapat merangsang niat masyarakat untuk datang kembali ke bioskop dan menonton film Indonesia.
“Saat ini kan jumlah penonton bioskop sedang lesu. Setelah Noah, ada film-film seperti Soekarno, Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck, film-film besar. Diharapkan film Noah ini juga dapat menarik orang untuk kembali ke bioskop,” ungkap Tuta.
Sumber : www.muvila.com
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment