Thursday, August 15, 2013

Mr. GO : Film Korea Terbaru yang Pecahkan 3 Rekor


Mr. GO merupakan film Korea terbaru yang pertama kali memakai karakter digital seperti halnya King Kong dan Rise of the Planet of the Apes.

Film Korea terbaru, Mr. GO, yang menampilkan sosok gorila bernama Ling Ling berbobot 285 kilogram sebagai tokoh utamanya tayang di jaringan bioskop Blitzmegaplex besok. Film besutan Kim Yong-hwa, yang sebelumnya menyutradarai 200 Pounds Beauty, ini tidak main-main dalam proses penggarapannya, karena sampai menghabiskan biaya sekitar 25 juta dollar atau Rp 258 miliar.

Film ini sendiri diadaptasi dari komik terkenal "The 7th Baseball Club" karya Heo Young-man. Tuntutan kisahnya mengharuskan seekor gorila berinteraksi secara akrab dengan manusia, bahkan mampu bermain baseball. Untunglah, tuntutan itu berjodoh dengan visi Kim Yong-hwa, yang ternyata memang sejak lama ingin memvisualkan karakter kartun ke film live-action.

"Melalui Ling Ling, saya jadi bisa bermimpi besar dan saya bekerja dalam produksi Mr. GO seolah-olah inilah film terakhir saya. Jadi saya sangat berterima kasih. Budget film ini besar dan saya merasa terhormat untuk bisa menunjukkan kekuatan film Korea," ungkap Kim Yong-hwa.

Kisah Mr. GO sendiri tentang Weiwei (Jiao Xu) dan gorila kesayangannya, Ling Ling. Mereka berdua dibesarkan oleh kakek Weiwei (Byeon Hee-bong) yang memimpin sebuah grup sirkus di Cina Ling Ling sendiri terlatih untuk jago memukul bola baseball, sehingga dengan cepat dia menjadi primadona penonton sirkus.

JADI PEMAIN BASEBALL PRO DI KOREA

Masalah datang ketika bencana gempa bumi datang dan memporak-porandakan fasilitas sirkus. Ditambah lagi, sang kakek yang meninggal dunia ternyata mewarisi hutang besar kepada rentenir. Di tengah kondisi kas sirkus yang terseok-seok datanglah agen baseball terkenal dari Korea Selatan, Sung Choong-Soo (Sung Dong-Il).

Choong-Soo rupanya mendengar soal kehebatan pukulan baseball Ling Ling. Ia kepincut untuk membawa si gorila untuk bermain dalam tim Doosan di Liga Baseball Korea. Uang kontrak yang ditawarkannya pun tinggi untuk bisa menutupi hutang sang kakek. Maka berangkatlah Weiwei dan Ling Ling ke Korea Selatan.

Ekspos media massa dan pukulan keras Ling Ling membuat publik menyebutnya Mr. GO. Namun, bermain baseball bagi seekor gorila bukan semata urusan memukul bola dengan keras dan tepat. Ada industri dan aktivitas bisnis yang bergerak di belakang liga baseball yang merintangi sepak terjang Weiwei dan Ling Ling. Ditambah lagi muncul antagonis-antagonis yang akan merepotkan Ling Ling.

3 REKOR DIPECAHKAN MR. GO

Mr. GO bolehlah disebut sebagai film paling ambisius yang pernah dibuat industri film Korea Selatan. Sebab, produksi film ini memecahkan tiga rekor, baik di dalam negeri maupun level internasional. Rekor pertama, Mr. GO merupakan film pertama yang karakter utamanya, gorila Ling Ling, dibikin sepenuhnya secara digital.

Karakter digital tersebut dibuat seluruhnya di Korea, baik dengan dukungan teknologi yang sudah eksis sebelumnya maupun teknologi animasi baru buatan dalam negeri (Zelos). Kita pun bisa menyaksikan gorila Ling Ling dengan teknologi grafis animasi seperti yang diterapkan dalam film King Kong dan Rise of the Planet of the Apes.

Teknologi ini merekam gerakan tubuh dan raut wajah manusia untuk diterjemahkan ke grafis komputer dengan bantuan animasi. Sebanyak 300 animator dikerahkan untuk mengembangkan dan menciptakan sosok Mr. GO sampai memakan waktu produksi hingga lima tahun. Gorila Ling Ling pun bisa tampak nyata di layar bioskop.

Mr. GO juga menjadi film feature Korea pertama yang disyut seluruhnya dengan kamera stereoscopic 3D tercanggih. Demi menyempurnakan tampilan 3D-nya, produser Mr. GO pun memakai jasa para pakar perfilman Hollywood, seperti Chuck Comisky dan Kevin Lau yang pernah menjadi 3D supervisor film Avatar karya James Cameron.

Bahkan, supaya sudut pengambilan gambar lebih kaya dan variatif, produksi film ini juga memakai helikopter mini tanpa awak yang mampu terbang 35 km per jam.

Rekor ketiga adalah skema pembiayaan Mr. GO yang lintas negara dan budaya. Mr. GO mulanya diproduksi oleh Dexter Studio dan Contents Eye, tapi pada tahun 2012, Huayi Brothers, salah satu studio film besar di Cina, memutuskan untuk menyuntikkan dana sebesar 5 juta dollar AS.

Sebagai imbal baliknya, Huayi bakal menayangkan Mr. GO di 5.000 layar bioskop di Cina, selain juga menayangkan di Hong Kong, Macau dan Taiwan. Dengan dukungan itu, potensi besar untuk meraih profit film di negeri Tirai Bambu memang besar. Apalagi, kisah Mr. GO sendiri memang melibatkan tokoh dari Cina. Di Korea, film ini diputar di 1.000 layar bioskop 3D.

"Kami sangat yakin dengan kemampuan penyutradaraan Kim Yong-hwa dalam menyampaikan kisah-kisah filmnya dilihat dari filmografinya selama ini, karena itu kami memutuskan untuk ikut memproduksi Mr. GO," ujar perwakilan dari Huayi Brothers.

Di sisi lain, distribusi Mr. GO yang masif di Cina akan menguntungkan Korea Selatan dalam hal promosi budaya, termasuk Korean Wave. Sedangkan untuk distribusi Mr. GO di negara lain di luar Korea dan Cina ditangani oleh Showbox / Mediaplex, Inc., yang sebelumnya sukses mendistribusikan dua film laris Korea (The Thieves dan The Host) ke penonton internasional.

"Belakangan ini memang banyak tekanan dalam hal investasi proyek-proyek film blockbuster, tapi Mr. GO memang memberi kepercayaan tinggi," ujar perwakilan Showbox.

Sumber : www.muvila.com

No comments:

Post a Comment