Monday, September 9, 2013

Teknologi Canggih Sinema 4DX Hadir di Blitzmegaplex


Bioskop Blitzmegaplex membuka auditorium 4DX pertama. Selain gerakan, angin dan cipratan air, ada efek bebauan juga.

Suasana riuh akibat antusiasme besar dari ratusan orang terasa kental dalam lobby bioskop Blitzmegaplex Grand Indonesia pada 21 Agustus kemarin. Di Rabu malam itu, mereka bersiap untuk menjajal auditorium terbaru Blitzmegaplex yang memakai teknologi 4DX.

Di tengah-tengah kerumunan orang itu, tampak pula wajah-wajah familiar yang kerap wara-wiri dalam perfilman Indonesia. Antara lain, Lance (sutradara Cinta Silverdan Jakarta Undercover), Joko Anwar (sutradara Pintu Terlarang dan Modus Anomali), dan Joe Taslim (aktor The Raid, Fast and Furious 6 dan La Tahzan).

Auditorium terbaru Blitzmegaplex yang berkapasitas 128 kursi itu memang menggoda banyak penikmat film untuk berebutan datang. Tujuannya demi menjadi penonton pertama yang merasakan teknologi 4DX. Soalnya di auditorium berteknologi teranyar ini, para penonton bakal merasa benar-benar berada di dalam tuturan kisah film.


Bagaimana tidak. Sebab, teknologi 4DX ciptaan grup bioskop terbesar Korea Selatan, CJ CGV, ini dilengkapi dengan kursi canggih yang sudah diprogram secara khusus. Teknologi 4DX juga mampu menciptakan 10 efek nyata lingkungan yang bisa dirasakan para penonton. Mulai dari getaran, hembusan angin, kilatan cahaya, semprotan air, kabut, bubbles, gerakan, sampai bebauan.

EFEK WOW

Efek-efek buatan teknologi 4DX tersebut beroperasi mengikuti alur cerita dalam film yang sedang diputar. Walhasil, penonton pun jadi dapat merasakan sensasi dan emosi yang lebih daripada menonton di bioskop biasa. Wajar memang, karena tujuan teknologi 4DX memang untuk membuat film yang ditonton jadi lebih realistis.

"Semua film bisa dijadikan ke dalam format ini. Namun, film-film bergenre action, sci-fi, horror, dan fantasy akan memberikan sensasi yang lebih 'wow'," ujar konsultan 4DX asal Korea Selatan, Jung Jae Lee, dalam peresmian auditorium 4DX di Blitzmegaplex kemarin malam.

Perkataan Jung Jae terbuktikan ketika para undangan peresmian auditorium 4DX Blitzmegaplex merasakan sendiri sensasi nyata teknologi canggih bioskop ini. Cuplikan film-film dari keempat genre yang disebutkan Jung Jae diputar. Seperti, Modus Anomali, The Raid, Fast and Furious 6, trailer film animasi How to Train Your Dragon 2.

Klimaks pembuktian adalah saat film Percy Jackson: Sea of Monsters diputar perdana di Indonesia dalam format 4DX. Ditayangkan juga secara 3D, efek teknologi 4DX semakin terasa saat film fantasi garapan Thor Freudenthal itu diputar. Hembusan angin dan cipratan air muncul berkali-kali ketika adegan dalam film sekuel Percy Jackson & the Olympians: The Lightning Thief itu berlangsung di tengah laut.

4DX SEPANJANG FEATURE LENGTH FILM

Lewat pemutaran cuplikan film-film dan premiere film Percy Jackson: Sea of Monsters, Blitzmegaplex ingin menyatakan satu hal. Yakni, teknologi 4DX di auditorium mereka lebih unggul dibandingkan bioskop berteknologi 4D lain yang pernah dan masih beroperasi di Indonesia.

Sebab, menurut Dian Sunardi, Direktur Marketing Blitzmegaplex, auditorium 4DX Blitzmegaplex tidak hanya bisa memutar film animasi pendek. Tapi juga film animasi dan live-action yang berdurasi panjang, baik yang berformat 2D maupun 3D.

"Blitzmegaplex menjadi bioskop pertama dan satu-satunya yang menghadirkan 4DX sepanjang satu film," ungkap Dian.

Memang, di Indonesia pun, sampai saat ini sebenarnya sudah ada dua bioskop yang menerapkan teknologi 4D. Hanya saja keduanya bukan bioskop komersil, melainkan wahana permainan yang khusus memutar film pendek animasi. Seperti,wahana 4D di Dunia Fantasi (Dufan) dan Teater 4 Dimensi di Gelanggang Samudra Ancol.

Malah pada era 1990-an, sebuah bioskop di kawasan Blok M, Jakarta Selatan juga pernah ada memakai teknologi 4D. Cuma saja film yang dipertontonkan di bioskop itu juga berdurasi pendek. Sayang, usia si bioskop pun ikutan pendek, seiring dengan turunnya minat penonton. Harga tiket yang mahal pada zamannya dan imbas krisis moneter pada tahun 1997 disinyalir jadi sebab tutupnya bioskop 4D itu.

FILM INDONESIA 4DX & SENSE OF ART

Dian Sunardi menyatakan bahwa Blitzmegaplex belajar dari pengalaman-pengalaman itu. Lagipula, teknologi 4DX ciptaan CJ CGV Korea Selatan sejak tahun 2011 ini sudah terbukti mumpuni dan sukses diterapkan di 59 lokasi di 17 negara lain.

Sampai sekarang, bioskop-bioskop 4DX sudah hadir di Cina, Meksiko, Thailand, Brazil, Israel, Rusia, Peru, Hungaria, Jepang, Polandia, Cekoslowakia, Bulgaria, Taiwan, Kolombia, Chili, dan Indonesia. Sedangkan, Amerika Serikat dan Inggris bakal menyusul membuka bioskop 4DX ini.

Dian juga bilang auditorium 4DX Blitzmegaplex nanti juga akan memutar film-film Indonesia yang diminati oleh banyak penonton.

Poin lebih yang menjadi keunggulan auditorium 4DX Blitzmegaplex juga diutarakan oleh Cha Min Moon. Supervisor teknis teknologi 4DX dari Korea Selatan ini bilang, supaya film feature panjang dapat dinikmati dalam format 4DX, maka diperlukan program khusus DCP dan 4DPlex.

Fungsi program tersebut yaitu untuk menambah beragam efek nyata, selain efek visual dan tata suara. Karena itulah, tambah Cha Min Moon, proses pengerjaan untuk memformat ulang sebuah film 2D atau 3D ke 4DX bisa memakan waktu satu bulan oleh dua orang teknisi.

"Tentu para teknisi ini juga harus mengerti sense of art dan apa maunya si sutradara. Mereka bisa menonton film tersebut 2-3 kali untuk bisa memahami apa yang diperlukan," jelas Cha Min Moon.

Dengan efek-efek buatan teknologi 4DX, otomatis ada beberapa aturan penting yang harus dipatuhi penonton sebelum membeli tiket. Seperti anak-anak berusia di bawah 4 tahun dilarang menonton. Begitu pula orang-orang yang menderita penyakit serius, seperti sakit jantung, patah tulang, sakit pinggang dan lainnya

Untuk saat ini, auditorium 4DX baru hadir di Blitzmegaplex Grand Indonesia. Dan, kata Dian, rencananya akan hadir pula di cabang Blitzmegaplex lainnya. Sedangkan harga tiketnya dibanderol Rp 130 ribu setiap Senin sampai Jumat, dan Rp 150 ribu selama akhir pekan.

Sumber : www.muvila.com

No comments:

Post a Comment