Tuesday, November 12, 2013

JiFFest 2013 Putar Film-Film Unggulan

http://www.muvila.com/read/jiffest-2013-putar-film-film-unggulan-indonesia-dan-dunia

Jakarta International Film Festival (JiFFest) 2013 akan putar film-film unggulannya.

Jakarta International Film Festival (JiFFest) akan kembali hadir mulai 15 s.d. 30 November 2013 setelah vakum selama dua tahun. Proses membangunkan JiFFest dari hibernasinya ini bukan hal yang sederhana. Shanty Harmayn, pendiri sekaligus salah satu Festival Director JiFFest tahun ini, mengakui bahwa sejak terakhir dihelat pada tahun 2010, berbagai pihak selalu mendorong agar JiFFest tetap diadakan, termasuk dari pihak Pemerintah DKI Jakarta.

“Kita menyadari mengadakan festival film internasional tidak mudah, apalagi kota Jakarta terus berubah. JiFFest pun harus beradaptasi dengan perubahan zaman itu. Tapi dari kaminya (Yayasan Masyarakat Mandiri Film Indonesia, red) yang merasa belum siap, dan harus mencari partner untuk menggelar JiFFest lagi,” cerita Shanty Harmayn.

Pucuk dicinta, ulam pun tiba. Pada suatu kesempatan, Shanty bertemu dan berdiskusi dengan Aoura L. Chandra (pendiri Muvila.com sekaligus produser beberapa film Indonesia, seperti Negeri 5 Menara) soal JiFFest. Ternyata ada visi yang sama di antara mereka untuk menghidupkan JiFFest kembali. Palu pun diketuk. Bekerja sama dengan Muvila.com dan didukung oleh Pemerintah DKI Jakarta, JiFFest tahun ini akan tampil lebih ringkas, namun tetap menampilkan film-film yang patut dinantikan oleh pecinta film ataupun khalayak ramai.

Seiring situasi dalam masyarakat yang cepat berubah, penyelenggara memilih strategi baru khusus untuk membuat JiFFest dapat menjangkau lebih banyak orang. Jadi tak hanya menarik bagi komunitas dan pecinta film semata. Salah satunya strategi baru itu adalah waktu penyelenggaraan yang tidak diadakan setiap hari.

“Sebelumnya kami mengadakan festival selama dua minggu setiap hari, secara berurutan. Namun, dengan berbagai pertimbangan, kami berpikir bagaimana jika diadakan saat weekend saja, sehingga warga Jakarta punya lebih banyak waktu untuk datang,“ jelas Shanty dalam konferensi pers JiFFest 2013 di Ice Palace Lotte Shopping Avenue, Jakarta pada 8 November lalu.

Dengan waktu yang terbatas ini, maka rangkaian acara JiFFest pun terbilang lebih ringkas dan sederhana. Shanty pun mengakui bahwa persiapan JiFFest tahun ini memakan waktu lebih pendek. Bisa dibilang seperempat dari waktu persiapan dari JiFFest tahun-tahun sebelumnya. Meski begitu, Shanty juga menyatakan bahwa penyelenggaraan kali ini tetap memiliki karakter JiFFest yang selama ini dikenal banyak orang.

The goal is not to be big, but to be back,” tegas Shanty.

Tentang digelarnya lagi JiFFest ini, Joe Taslim selaku duta JiFFest 2013 pun mengaku senang. “Kalau perlu, setahun ada dua atau tiga festival film, sehingga ada kesempatan untuk ruang berbagi dan berkumpul, baik aktor, sutradara, produser, dan masyarakat pecinta film.”

EMPAT PROGRAM UTAMA JIFFEST

Dalam penyelenggaraan kali ini, JiFFest menawarkan empat macam program utama yang memiliki daya tarik masing-masing. Empat program tersebut adalah Pop-Up Festival, Bong Joon Ho Retrospective, World Cinema, dan Open Air Cinema.

Pop-Up Festival adalah program pemutaran film-film Indonesia, baik film panjang, film pendek, maupun dokumenter, yang belum berkesempatan untuk diputar di bioskop-bioskop tanah air. Di antara film-film yang diputar antara lain yang cukup lama beredar di berbagai festival nasional maupun internasional, seperti Vakansi yang Janggal dan Penyakit Lainnya, A Lady Caddy Who Never Saw a Hole in One, Halaman Belakang, Mangga Golek Matang di Pohon, Epic Java, dan sebagainya. Program ini diadakan di Galeri Indonesia Kaya, Grand Indonesia pada 15 s.d. 17 November.

Di tempat yang sama, JiFFest didukung oleh MPA (Motion Picture Association) akan mengadakan Indonesia Filmmakers Gathering pada 17 November, sebuah forum bagi para pembuat film nasional untuk berkumpul dan saling berbagi pengalaman. Secara khusus, forum ini akan mengundang tiga proyek film yang akan dipresentasikan oleh tim produksinya, antara lain film The Raid 2: Berandal, Killers dan Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck.

“Lewat acara Indonesia Filmmakers Gathering, kami ingin membuat JiFFest ini bukan hanya ajang untuk menonton film saja, tapi juga tempat untuk sharing knowledge, pengalaman dan diskusi. Acara ini juga didukung oleh sembilan asosiasi perfilman yang ada,” ucap Aoura L. Chandra, salah satu Festival Director JiFFest 2013.

JiFFest juga akan bekerja sama dengan Jive Entertainment dalam program Bong Joon Ho Retrospective pada 16-17 November. Dalam program yang diadakan di bioskop Blitzmegaplex, Grand Indonesia ini akan diputarkan semua film panjang karya sutradara Korea Selatan, Bong Joon Ho, mulai dari Barking Dogs Never Bite, Memories of Murder, The Host, dan Mother, sampai karya teranyarnya yang mendulang sukses besar di Korea Selatan, Snowpiercer.

“Lewat pemutaran film Snowpiercer, kita bisa melihat bagaimana film itu menjadi benchmarking bagi Bong Joon Ho dalam memproduksi film Hollywood,” ujarVaradila Daood, Head of Film and Programming JiFFest 2013.

Ditambahkan pula oleh Aoura bahwa pemutaran Snowpiercer di JiFFest kali ini merupakan yang pertama di negara-negara Asia di luar Korea Selatan, dan pemutaran ini akan mengundang para donatur yang telah turun tangan dalam program “Save JiFFest” tahun 2010 lalu.

Program JIFFest selanjutnya adalah World Cinema. Program yang bekerja sama dengan Cinema 21 ini diperkirakan akan menarik minat yang besar dari masyarakat, karena akan memutarkan film-film unggulan dunia. World Cinema akan dilaksanakan satu hari saja, yaitu pada 23 November di Epicentrum XXI, dan akan memutar lima film ternama dunia, yaitu The Perks of Being a Wallflower, The Bling Ring, 12 Years a Slave (ketiganya produksi Amerika Serikat), Ilo Ilo (Singapura), dan A Touch of Sin (Republik Rakyat Cina).

Puncak gelaran JiFFest adalah pada program Open Air Cinema, yaitu pemutaran film secara terbuka ala layar tancap berukuran 12x6 meter yang akan dilaksanakan di Monumen Nasional (Monas). Pemutaran akan dilaksanakan pada 29 dan 30 November selepas matahari terbenam. Film-film yang diputar antara lain Metro Manila (Inggris), Rurouni Kenshin (Jepang)--versi live action dari serial animasi terkenal Samurai X, National Security (Korea), serta sebuah surprise movie yang kabarnya juga datang dari Korea.

Konsep Open Air Cinema sendiri merupakan salah satu penanda utama akan wajah baru JiFFest yang menargetkan ajang ini dapat diikuti semua kalangan masyarakat. Dengan konsep layar tancap terbuka, maka diharapkan lebih banyak orang dapat terlibat dan mendukung JiFFest.

"Masyarakat Jakarta kan berbeda-beda, bahkan di kelas yang sama. Ada yang suka ber-AC, ada yang nggak. Ada yang suka mobil, ada yang suka sepeda. Kami ingin kasih kesempatan kepada orang yang suka berada di ruang terbuka dengan program Open Air Cinema ini," terang Aoura.

Rencananya pula, dalam salah satu pemutaran film di Open Air Cinema JiFFest akan menghadirkan bintang tamu internasional, seperti aktor Jake Macapagal dari Filipina dan produser Chieko Murata dari Jepang.

Nah, bagi yang juga kangen JiFFest dan sudah siap untuk menghadirinya, jangan lupa lihat informasi detail dan jadwal pemutaran film-filmnya di website resminya.

Sumber : www.muvila.com
 

No comments:

Post a Comment